Info Pertanian Warung Hidup, Apotik hidup, Peluang Usaha, Pendidikan, dan kesehatan

Sunday 1 June 2014

2 Hal Agar Pasutri Bahagia

Keluarga yang bahagia adalah idaman setiap pasutri (pasangan suami istri). Ada banyak hal yang bisa membuat keluarga kita bahagia, di antaranya adalah kasih sayang, anak, dan materi. Nmaun ada dua hal yang harus kita tahu agar pasangan suami istri tetap rukun, bahagia, dan sejahtera, selamanya. Dua hal itu adalah:
1. Tidak menuntut
2. Tidak ada menang kalah

Tidak menuntut

Jika rumah tangga sudah dihinggapi apa yang namanya tuntutan, maka sudah bisa dipastikan kurang bahagia, adanya rasa tertekan, rasa tidak enak, rasa was-was, dan rasa kurang nyaman lainnya. Misalnya seorang suami menuntut istrinya harus masak enak, harus masak yang bervariasi setiap hari, harus selalu pasang muka senyum tiap hari, harus ini, harus itu, sementara hak-hak istri kurang diperhatikan, maka yang timbul adalah rasa kesal dari seorang istri.

Sebaliknya, jika seorang istri menuntut suaminya untuk selalu memberikan uang belanja, harus selalu pulang tepat waktu dan tidak peduli dengan pekerjaan suaminya, harus selalu ini, harus selalu itu, maka sama halnya dengan di atas, yang muncul adalah rasa jengkel dan tidak betah di rumah.

Saling menuntut? Pasangan suami istri pada hakikinya adalah satu kesatuan. Ingatkah kita ketika melakukan ijab kobul, di sana kita berjanji untuk saling membahagiakan pasangan. Satu kesatuan yang dimaksud adalah bahwa seorang istri merasa sakit, suami juga merasakannya, jika seorang suami memiliki masalah dengan pekerjaan, maka seorang istri juga dapat merasakannya. mereka akan saling melengkapi satu sama lain. Itu yang dimaksud dengan satu kesatuan.

Coba kita lihat diri kita, tangan, kaki, kepala, dan lainnya adalah merupakan satu kesatuan, jika salah satu sakit, maka yang lain ikut merasakan. Mereka (anggota badan kita) tidak pernah saling menuntut.
  1. Ketika tangan ingin menjangkau sesuatu dan ternyata tidak sampai, maka kaki akan naik ke kursi agar tangan bisa sampai.
  2. Sebaliknya jika kaki terluka, maka tangan akan mengobatinya. Mereka tidak saling menuntut, mereka melakukan dengan kesadaran sendiri.
Tidak ada menang dan kalah

Lebih ekstrim lagi jika pasangan suami istri sudah ada dalam benak mereka perasaan menang dan kalah, maka sebuah keluarga bisa diibaratkan sebagai ring tinju, mereka akan saling menjatuhkan dengan segala cara.

Misalnya: ketika terjadi sesuatu terhadap anak, biasanya pasangan suami istri akan saling menyalahkan, mereka bersikukuh, bahwa pasangan merekalah yang salah, mereka berpikir, saya harus menang karena itu bukan kesalahan saya. Jika ini terjadi, maka rumah tangga bak neraka, tidak ada kedamaian.

Misalnya lagi: ketika pasangan suami istri bertengkar, mereka saling diam, mereka akan bersikukuh saya harus menang, saya tidak akan ngomong dulu, maka yang terjadi adalah permasalahan akan semakin parah.

Kesimpulannya:
  1. Mari kita hilangkan sikap menuntut terhadap pasangan hidup kita.
  2. Mari kita hilangkan perasaan saya harus menang.
Ingat, suami istri ibarat anggota tubuh kita yang harus saling membantu dengan iklas.
Bagi seorang suami, istri adalah pakaian, yang harus dijaga dari segala macam yang akan merusaknya, sebaliknya bagi seorang istri, suami adalah raja yang harus dilayani dengan keiklasan hati.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Orang desa yang ingin berbagi informasi, misalnya pemanfaatan pekarangan untuk menanam warung hidup secara organik

Related : 2 Hal Agar Pasutri Bahagia

1 comments:

menang atau kalah tidak penting, karena yang terpenting adalah kesepakatan.

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar